Sudah ada yang tahu
bagaimana metode atau cara penetapan harga sebuah produk? Caranya sih bisa
bermacam-macam dan banyak. Yang akan saya bahas hanyalah 2 pendekatan pokok
dalam penentuan harga jual.
Pertama, dengan pendekatan biaya yaitu penetapan harga
biaya plus, penetapan harga mark-plus dan penetapan harga break even. Kedua
dengan pendekatan pasar atau persaingan.
1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing
Method)
Kalau anda
menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit produk anda dengan
menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup
laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual
produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas
untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus
buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian :
- Biaya bahan baku : Rp. 250.000,00
- Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
- Biaya lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya
total, maka : Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp
400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap jus yang anda
jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.
2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Pada intinya,
penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Para
pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan
harga mark-up ini.
Caranya lebih sederhana. Anda membeli barang-barang
dagangan kemudian harga jualnya anda tentukan setelah menambah harga beli
dengan sejumlah mark-up, seperti rumus di bawah ini:
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di
atas harga belinya. Contohnya seperti ini. Anggap anda punya toko sepatu adventure. Anda beli sepatu adventure merk “X”
seharga 300 ribu. Kemudian anda ingin keuntungan 50 ribu, jadinya anda jual 300
ribu + 50 ribu = 350 ribu. Simpel kan?
Jadi keuntungannya dapat anda peroleh dari sebagian
mark-up tersebut. Mengapa hanya sebagian? Karena anda juga harus mengeluarkan
sejumlah biaya “lain-lain” seperti transport untuk beli sepatu yang anda
ambilkan dari sebagian mark-up.
3. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan
harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya.
Usaha anda dapat dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang
anda terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah
anda tentukan.
Menurut cara ini, usaha anda akan mendapatkan laba
apabila penjualan yang anda capai berada di atas titik break-even dan rugi
penjualan anda berada di bawah titik break-even.
Cara penetapan harga break-even ini dapat anda
terapkan dengan menggunakan beberapa “syarat” tertentu, yaitu:
- Seluruh biaya usaha anda dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
- Seluruh barang yang anda produksi akan terjual.
- Biaya variabel per unitnya tetap.
Bingung ya? Sama, he..he..he.. Kalau anda ingin tahu
jelasnya, silahkan baca artikel saya tentang apa itu biaya tetap dan variabel dan cara menentukan break even point atau titik impas.
Lengkap kok, dengan contoh perhitungannya. So, don’t
miss it… Insya Allah nanti anda akan paham bagaimana cara menentukan produk
anda dengan metode ini.
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Kalau menggunakan
cara yang satu ini, penentuan harga tidak anda dasarkan pada biaya, tetapi
justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi usaha anda.
Anda dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga
pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau
lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Tergantung strategi dan segmentasi pasar anda, ok?